Aku masih teringat saat terakhir kali kita bertemu. Kamu tersenyum padaku. Mengajak ku bercanda dan kamu pun meledek ku. Aku memang baru saja mengenal mu tapi aku merasa dekat seakan kita sudah saling bertukar cerita sejak lama. Ah, itu menyenangkan sekali.
Masih segar dalam ingatan saat-saat kebersamaan kita -bersama teman yang lain juga tentunya. Kita pernah merasakan sejuknya hembusan angin laut di bibir pantai dan hangatnya kedekatan kita sebagai keluarga. Saat-saat yang begitu menyenangkan.
Masa itu pun berlalu begitu cepat. Kita harus kembali ke realitas -tugas negara- yang sudah menanti. Kamu, berpamitan. Mengucapkan salam perpisahan yang meninggalkan sejuta kenangan. Dan aku tak pernah menyangka bahwa itulah saat terakhir kita bertemu. Ternyata ucapan salam kala itu benar-benar menjadi salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya.
Kamu pergi lebih dulu.
Ini memang sudah takdir. Semua ini rahasia Langit. Aku dan mereka semua sangat menyayangimu, tapi kami tahu bahwa Tuhan jauh lebih menyayangimu. Hingga DIA memanggilmu lebih dulu.
Rasa ini dan semua kenangan tentang mu akan abadi di dalam hati. Sama seperti persahabatan kita. Aku berjanji.
Aku merasakan kehilangan yang hebat. Tapi aku yakin, kehilangan ku ini adalah kehilangan yang baik. Jadi aku merelakan mu untuk pergi. Tenanglah kamu disana, sahabat. Kami disini tak pernah berhenti menyebut nama mu dalam setiap doa yang selalu terlambungkan.
Rest in Peace Satriyo Wahyu Hajar.
16 April 2015, Tambraw Papua Barat.